Gunung Api Purba….

Nama belakang Purba menggelitik keingintahuan saya untuk mencoba menaklukkan gunung itu. Awalnya saya kira, Gunung Api Purba adalah gunung selayaknya gunung lain seperti Merapi, Sumbing atau Semeru. Dan perkiraan saya terjawab ketika saya menginjakkan kaki di Gunung Api Purba sekitar 10 bulan yang lalu, tepatnya 26 September 2013.

Gunung Api Purba ini terletak di sebelah tenggara kota Yogyakarta, tepatnya di kabupaten Gunungkidul. Saya memulai perjalanan dari kota Yogyakarta pagi hari, dan selama perjalanan menuju lokasi, kita akan disuguhkan pemandangan yang tidak akan kita sangka akan kita temui di kota Yogyakarta. Untuk menuju ke Gunung Api Purba ini, kita akan melewati Bukit Bintang, dimana kita bisa menikmati sunset dan pemandangan kota Yogyakarta dari atas. Dari bukit bintang kita masih harus naik lagi sampai kita temui stasiun pemancar radio GCD FM, barulah kita belokkan kendaraan kita ke  arah kiri dan ikuti saja jalannya. Saya melintasi desa Ngoro-oro di mana di desa ini banyak saya temui stasiun relay seperti Indosiar, TVRI dan lainnya. Namun, perjalanan saya tidak sampai di sini, karena lokasi yang saya belum sampai di lokasi yang saya tuju. Lokasi yang saya tuju bernama desa Nglanggeran, desa di mana gunung yang membuat saya penasaran itu berada. Well…tidak sampai 1 jam saya sudah berada di pintu pendakian Gunung Api Purba.

Berdasarkan informasi yang saya peroleh, kita tidak perlu bersusah payah menyediakan peralatan pendakian untuk dapat mencapai puncak Gunung Api Purba. Loh?? Saya semakin heran, ini gunung atau hanya bukit??

Alhasil, saya hanya membawa ransel biasa yang saya isi dengan minuman, apel dan beberapa makanan kecil. Melihat cuaca yang begitu panas, saya putuskan tidak membawa jaket selama pendakian. Mulailah saya menapaki jalur pendakian di Gunung Api Purba.

Sepanjang jalur pendakian, ada satu tempat yang paling membuat saya tertarik. Tempat ini mengingatkan saya pada sebuah film hollywood yang berjudul 127hours. Saya yakin kalau kalian adalah seorang petualang, kalian pasti sudah tahu isi filmnya. Yap! Film ini berkisah tentang perjalanan seorang pria di lembah Grand Canyon.

Daaannnn….tempat ini benar-benar mirip! Berupa lorong sempit yang diapit bebatuan kasar, sedikit menanjak dan ada 1 buah batu yang terjepit kedua dinding lorong.

photo0784 photo0770

Nah, persis banget kan tempatnya…

Saya pun melanjutkan pendakian dengan santai sambil celingak-celinguk melihat pemandangan yang amboyyy….menakjubkan!

Setelah melewati beberapa pos peristirahatan, tibalah saya di puncak Gunung Api Purba. Saya pun melirik arloji di tangan, dan what! Saya sampai di puncak dalam waktu 1 jam. Itu pun berjalan dengan amat santai.

Fiiuuuhhhh….suasana di puncak membuat saya betah berlama-lama. Semilir angin yang tak begitu kencang membuat badan serasa dibuai kesejukan yang membuat mata ini ingin terpejam. Dari puncak juga terlihat Embung Nglanggeran, sebuah waduk buatan yang kecil berfungsi untuk pengairan perkebunan yang tentunya adalah Kebun Buah Nglanggeran. Sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui, sekali mendaki Gunung Api Purba, Embung Nglanggeran terlihat dan kita juga bisa tahu letak Kebun Buah Nglanggeran.

Dan saya pun paham, kenapa nama gunung ini berakhiran purba, ya mungkin karena sebagian besar dari gunung ini terdiri dari batu-batuan cadas, seperti tanah purba. Hmmm….benar-benar tidak mengecewakan berwisata di desa Nglanggeran dan melakukan pendakian “pemanasan” di Gunung Api Purba.

photo0735 photo0757

photo0727


Tinggalkan komentar